Penulis:
Puri Swastika Gusti Krisna Dewi
Pembimbing:
Dr. Retna Siwi Padmawati, M.A.
Dr. C.B. Kusmaryanto SCJ
Abstract
Latar belakang: Kematian adalah proses alami dalam kehidupan yang pasti terjadi pada semua manusia. Persepsi akan kematian dan pemahaman akan “kematian yang baik” berbeda di setiap negara, agama dan budaya. Persepsi dan pemahaman tersebut terus berubah mengikuti perubahan zaman. Persamaan pemahaman antara semua pihak terkait dalam proses kematian pasien terminal, sangat penting untuk memberikan bantuan dan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut, sehingga kematian yang baik dapat dialami oleh pasien terminal. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami Persepsi “kematian yang baik” dari pengalaman keluarga pasien terminal yang berfungsi sebagai pendamping dan berbicara untuk pasien terminal ketika kondisi pasien semakin menurun. Adalah hal yang vital untuk Metode: Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian payung yang dilaksanakan di sebuah rumah sakit katolik di Jawa, Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terbuka. Data dianalisa mengunakan teknis analisis isi. Partisipan utama dari penelitian ini adalah keluarga pasien terminal, sedang partisipan pendukung adalah dokter, perawat, staf pastoral sosial medik (pasosmed), pemuka agama dan manajemen rumah sakit. Hasil: Penelitian ini mengungkapkan konsep “kematian yang baik” bagi partisipan di Jawa yang dipengaruhi oleh agama, kepercayaan dan mitos setempat. Partisipan mempercayai bahwa segala hal yang berhubungan dengan kematian adalah hak Tuhan untuk menentukan, tetapi sebuah kematian dapat dipersiapkan agar dapat menjadi kematian yang baik. Faktor yang berkontribusi dalam sebuah kematian menjadi kematian yang baik adalah faktor rohani, faktor mental, faktor sosial dan faktor ekonomi, dengan demikian persiapan untuk mencapai kematian yang baik dilakukan dari faktor-faktor tersebut. Penelitian ini juga menemukan bahwa kriteria dari sebuah kematian yang baik juga bergantung kepada perilaku orang yang meninggal tersebut selama masa hidupnya. Kesimpulan: Sebuah “kematian yang baik” adalah kematian yang telah dipersiapkan. Semakin banyak waktu yang tersisa semakin banyak persiapan yang bisa dilakukan dan persiapan akhir hidup bisa dilakukan semua orang selagi masih sehat. Kata Kunci: kematian yang baik, perawatan akhir hidup, persiapan kematian, fenomenologi, pasien terminal