Photo by Anna Shvets from Pexels
Penulis
ERVIN DYAH AYU M D,
Pembimbing:
Dr. dr. Siswanto Sastrowijoto., Sp. THT-KL (K), M.H.
Dr. Dra. Retna Siwi Padmawati, M.A.
Abstrak
Latar belakang: Penghormatan atas otonomi pasien diwujudkan melalui suatu proses yang disebut dengan persetujuan tindakan medis, yang telah menjadi prosedur tetap sebelum dokter melakukan tindakan medis. Keputusan atas terapi pasien yang sebelumnya ada di tangan dokter, berganti menjadi keputusan pasien sebagai pemilik tubuh, yang disebut dengan otonomi pasien. Masih banyak terjadi konflik antara dokter dan pasien dan kadang-kadang berlanjut pada tuntutan hukum, padahal jika penghormatan terhadap otonomi pasien ini dilakukan dengan benar, konflik tersebut dapat diminimalkan. Penelitian ini ingin mengetahui penerapan prinsip menghormati otonomi pasien dalam persetujuan tindakan medis bedah elektif risiko tinggi di rumah sakit serta kendalanya sehingga dapat diberikan rekomendasi solusinya. Metode: Penelitian dilakukan di Surabaya dengan metode kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam kepada lima orang dokter spesialis bedah dan lima orang pasien yang kompeten yang pernah menerima tindakan bedah elektif risiko tinggi. Subjek penelitian dipilih secara purposive sampling dengan snowball, tanpa ada hubungan antarsubjek penelitian. Karena adanya pandemi Covid-19, wawancara dilakukan melalui telepon dan direkam. Hasil wawancara ditranskripsikan kemudian dibuat koding-koding dan dilakukan analisis secara tematik. Hasil: Sebagian subjek penelitian belum sepenuhnya memahami dasar etika dari menghormati otonomi pasien. Subjek memahami persetujuan tindakan medis sebagai wujud tanggung jawab dokter dan sebagai legalitas tindakan dokter semata. Motivasi dalam melakukan persetujuan tindakan medis dan kelengkapan informasi yang disampaikan tidak dilakukan dengan benar secara etika, meski pasien tetap memberikan persetujuannya secara bebas dan sukarela. Meskipun secara administratif dan legalitas, persetujuan tindakan medis sudah dilakukan, tetapi secara etika belum dilakukan dengan baik. Kesimpulan: Perlu ditinjau kembali keputusan pasien dari segi otonominya. Dengan demikian, salah satu rekomendasi penulis adalah perlunya mengajarkan pendidikan bioetika kepada dokter maupun mahasiswa kedokteran.
Link ETD: http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/196232