Photo by Mufid Majnun on Unsplash
Penulis:
NASRUN
Pembimbing:
Dr. Sri Setiyarini, S.Kp., M.Kes
Prof. Dr. dr. Soenarto Sastrowijoto, Sp.THT
Abstrak
28 September 2018 jam 18.02 WITA kota Palu dan kota-kota sekitarnya, Sigi, Donggala yang dilalui oleh patahan Palu-Koro mengalami bencana gempa bumi 7,4 skala richter yang kemudian disusul tsunami dan likuifaksi, sehingga membawa korban yang cukup besar, seperti wilayah kerja PUSKESMAS Marawola kabupaten Sigi yang pada saat kejadian bencana tenaga medis sama sekali tidak dipersiapkan dalam situasi tersebut. Tenaga medis dituntut untuk tetap bertindak sesuai kompetensi mereka, untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti peran penting Etik dan Profesionalisme pada situasi bencana. Penelitian dilaksanakan dari Maret hingga Juni 2020, dengan metode kualitatif menggunakan wawancara mendalam hingga didapatkan data jenuh dengan sampel 8 orang subyek informan yang berada di PUSKESMAS Marawola pada saat kejadian bencana gempa bumi. Data di olah dan dianalisa menggunakan metode Miles dan Huberman (1992) yang mana aktivitas dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan terus-menerus hingga akhirnya pada tahap data reduction, data display, dan conclusion Tentunya akan menjadi dilema bila bekerja dalam kondisi pasca bencana yang tidak dapat diduga akan terjadi, mulai dari pasien perawatan sebelum gempa dan korban gempa yang berdatangan, tindakan medis oleh perawat dan bidan pada korban bencana gempa bumi, kurangnya kesiapsiagaan mitigasi bencana pada PUSKESMAS Marawola, hingga bekerja dalam kondisi penuh tekanan dari beberapa korban gempa beserta keluarga. Namun itu semua tidak menjadi halangan untuk menolong korban bencana berdasarkan indikasi medis, sehingga telah sesuai berdasarkan etika dan profesionalisme mereka sebagai tenaga medis di PUSKESMAS Marawola.
Link ETD: http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/196883