Penulis:
PARAMITA SARI
Pembimbing:
Dr. Dra. Retna Siwi Padmawati ; Prof. dr. Sri Suparyati Soenarto, Sp. A (K)., Ph.D
Abstrak
SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2) memberikan tantangan dan kefatalan secara global pada sistem kesehatan masyarakat. Kekurangan dan keterbatasan alat pelindung diri (APD) yang secara global terjadi pada tenaga medis khususnya garda depan menjadi dilema etika untuk tetap melayani pasien atau menyelamatkan diri terlebih dahulu. Tujuan penelitian untuk mengetahui sikap dan respons tenaga medis garda depan IGD RS Islam Jemursari Surabaya terhadap keterbatasan persediaan alat pelindung diri pada pelayanan kesehatan selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada Juli-Agustus 2021 dengan jumlah responden 20 orang yang dipilih secara purposive sampling. Pengambilan data menggunakan wawancara mendalam kepada tenaga kesehatan garda depan yaitu dokter umum, perawat IGD, perawat ruang isolasi dan management menggunakan analisis tematik.sikap dan respon tenaga medis garda depan terhadap keterbatasan alat pelindung diri selama pandemi COVID-19 adalah tetap melakukan pelayanan walaupun harus terpaksa menggunakan jas hujan saat awal pandemi dan saat kekurangan APD. Ditinjau dari aspek etika hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik individu partisipan, persepsi emosional yang dirasakan atau rasa kasihan kepada pasien, tindakan atau perbuatan yang dilakukan dan komitmen kemanusiaan & profesi untuk tetap menjalankan pelayanan di garda depan COVID-19. Tenaga kesehatan tetap memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien walaupun dalam kondisi kekurangan dan keterbatasan APD. Oleh karena itu, tenaga kesehatan khususnya garda depan COVID-19 di semua tempat tetap harus mendapatkan hak perlindungan yang baik dan dukungan moral yang kuat agar mereka tetap mampu melakukan pelayanan selama pandemi COVID-19.